Catatan Hari Jadi
Seorang filsuf Yunani pernah berkata, yang paling beruntung adalah mereka yang tidak pernah dilahirkan. Yang kedua adalah yang mati muda. Yang tersial adalah mati dalam usia tua.
- Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Tempat terbaik untuk merayakan ulang tahun sebenarnya adalah di pemakaman. Agar ingat suatu hari nanti akan mati.
Jika ingat bahwa nanti akan mati, maka hidup harus dijalani dengan sebaik-baiknya. Sepenuh-penuhnya. Sehormat-hormatnya. Karena kita adalah kota yang terletak di atas bukit, tidak mungkin tersembunyi.
Berlainan dengan apa yang elo percaya, sesungguhnya gue tidak suka melihat diri sendiri. Di cermin. Di foto. Di akun media sosial. Di TV. Di mana pun.
Gue hanya selalu menatapnya untuk mengingatkan gue betapa tidak sukanya gue terhadap diri sendiri.
Rupa dan jasad adalah sia-sia. Yang abadi adalah buah pikir. Prinsip. Ideologi. Tak akan lekang. Tak akan mati.
Hidup sesungguhnya hanyalah sebuah usaha berkesinambungan untuk memberinya makna agar tak sia-sia.
Tidak, ini bukan krisis berbasis eksistensialisme. Sebaliknya, ini adalah sebuah pengakuan akan eksistensi diri sendiri sebagai sebuah entitas yang merdeka.
Gue hanyalah bagian dari dialektika yang tidak berkesudahan untuk mencapai sintesis yang tepat. Sejarah adalah sebuah garis panjang dan sebuah proses dialektika yang tidak akan berhenti sampai kapan pun. Akan ada saatnya ketika sintesis ini akan kadaluwarsa dan kita akan mengulangi lagi dialektika ini dari awal.
Gue terdefinisi atas identitas gue.
Gue adalah orang Indonesia, sebuah konsep atas nama Bung Besar, Bung Kecil, Bung Hatta, dan Bung Malaka.
Gue sama sekali tidak istimewa. Gue hanya orang Indonesia biasa, tapi merdeka.
Gue percaya dengan keadilan sosial. Gue percaya bahwa semua orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama. Gue percaya bahwa tidak semua orang memulai dari tempat yang sama, maka tidak adil untuk menilai berdasarkan tujuan akhir yang sama.
Akan ada saatnya di mana semua ini tidak akan berarti, tapi sampai nanti saatnya tiba, kita akan berdialektika dengan sebaik-baiknya.
Hiduplah Indonesia Raya